Mimpi seringkali berasal dari memori bawah sadar yang tervisualisasikan dalam kondisi tidur seseorang. Dari mimpi itulah kadang memori yang tidak dapat kita akses secara sadar akan dengan mudah muncul dalam bentuk mimpi. Tentu pernyataan ini adalah hal yang serampangan ditulis mengingat belum di cross check dengan penelitian terkini utamanya yang berkaitan dengan memori bawah sadar manusia. Respon kultural dari mimpi sangat berragam dan kadang akan membuatnya terasa terlalu jauh dari nalar pengetahuan tentang memori bawah sadar. Sekedar mencatatkan apa yang mungkin tidak dapat diakses lagi saya menuliskannya disini saja.
Sebuah gedung bertingkat dengan kesibukan orang berlalu-lalang dengan gesitnya. Pandangan tertuju pada sosok yang sangat dikenali, sekilas pandang cara berdiri dan menggendong tas punggungpun sangat mudah merekognisi sosok ini. Pandangan yang agak kabur mulai semakin jelas ketika sosok perempuan itu menapak pada tangga berjalan gedung menuju lantai yang sama dengan posisi ruangan kerja sekaligus tempat tidur serta posisi dimana pada saat pengamat ini berada.
Sosok perempuan ini kemudian masuk ke salah satu ruangan petinggi yang saya tau betul beliau adalah orang yang menginspirasinya. Tak lama berselang dia muncul dari balik daun pintu berbahan kayu tua yang kokoh itu, kayu jati. Sesaat iya menyapa setelah mungkin mengenaliku dari sisi lain balkon dalam gedung itu. Dia menghampiriku dengan melempar senyum lalu kami masuk,keruang kerjaku. Disana ada beberapa layar komputer yang menyala, lalu kami menonton dokumen serta beberapa footage pekerjaan yang sedang aku kerjakan.
Kami sempatkan waktu yang sepertinya terburu-buru itu untuk membahas dan mengklarifikasi perkembangan pekerjaanku sampai,akhirnya,dia terlihat lelah dan,tertidur di dua bangku didepan layar komputer. Bangku pertama menyangga tulang belikat dan bangku kedua menahan tulang pinggangnya. Dia terlihat tidak nyaman maka kemudian aku menambahkan,dua kursi lain untuk menambahkan penyangga badannya supaya lebih nyaman. Aku amati tidurnya dalam damai namun air mukanya menyiratkan letih. Aku ingin sekali mencium,keningnya namun tidak sampai hati karena aku tau betul posisiku.
(layar mimpi menghitam)
Aku terdampar pada delta muara sungai menjelang senja hari. Disana ada tokoh-tokoh yang mengenalku, aku tidak tau siapa namun mereka memberi dorongan untukku tetap membaca syair dan sajak lengkap dengan demonstrasi gerakan teatrikal ditanah berlumpur. Sesekali mereka meneriakiku dan aku merasa seperti kesetanan, semakin memjadi- jadi.
Kesadaranku dari trance melafalkan sajak kembali ketika sosok perempuan itu terlihat mendekati delta berlumpur dari seberang sungai menggunakan sampan kecil dan berpayung. Mukaku memerah malu, malu seperti anak kecil yang dijodoh-jodohkan dengan temannya. Sementara orang-orang tadi semakin intens meneriaki, menggoda dengan datangnya sosok perempuan itu. Dari visual shilouettenya aku kenal betul bahwa dia adalah perempuan belahan hati yang pada adegan sebelumnya tertidur di ruang kerjaku. Aku mantap melompat ke sampan itu lalu mengayuh keseberang sana bersama shilouette itu. Senja semakin matang.
(layar mimpi menghitam)
Aku melompat lagi kedalam latar waktu dan tempat yang lain. Kali ini mata kami beradu pandang. Aku lihat ia merasa iba dengan kondisiku, air mukanya begitu mendamaikan. Pada saat itu, aku merasa sangat lemah dan tidak berdaya, sekedar berjalanpun tak mampu. Ia membawaku berjalan-jalan melalui sebuah jalan di tepian bukit dimana mat dapat memandang jauh ke perkotaan di bawah arah barat bukit itu. Aneh sekali, jalan menanjak seperti tidak memberinya beban apa-apa ketika mendorongku yang duduk pada semacam kursi roda. Tanpa sepatah katapun, ia mampu mendamaikan hatiku yang penuh gemuruh. Sementara aku mulai menikmati pemandangan mendung tebal di atas kota sementara di ufuk barat masih terlihat garis kemilau matahari.
Belum ada tafsir dan konfirmasi mengenai ini, setan atau tuhan yang berbisik aku belum mampu menguraikannya.
Friday, 15 May 2015
Subscribe to:
Comments (Atom)

- Follow Us on Twitter!
- "Join Us on Facebook!
- RSS
Contact