Thursday, 15 August 2013

Wahai engkau yang jauh,

Engkau yang jauh
dalam dimensi yang Tuhan kreasikan. 

Aku memiliki sebuah rumusan bahwasannya Tuhan menciptakan rentang dimensi waktu dan ruang yang cukup luas untuk menjangkaumu sehingga tak akan penuh padanya cinta, jikalaupun penuh maka dimensi itu akan mengembang semakin luas. Keluasan dimensi yang tak lagi terjangkau jangkah kaki kerdil dan kerdilnya intelegensi milikku tidak lantas menggerus habis untukku selalu belajar menimang cinta. Engkau nan jauh di sana, dalam taman-taman cahaya, ilmu dan spiritualitas dalam ikatan mental insani. Taman cahayamu menumbuhkan tunas ilmu, merekahkan bunga spiritualitas, lalu membuahkan mental manusia utama. "Engkau yang dulu, sekarang, dan nanti akan tetap jauh,", kata sang waktu  yang diiyakan si tempat. "tanaman-tanaman dalam taman cahayamu senantiasa terawat oleh beberapa orang yang menyimpannya", lanjut mereka.

Kreasi dimensional Tuhan
menempatkanmu pada laci usangku.

Dan biji-bijian, spora, akar tinggal, rimpang, serbuk bunga dari taman cahaya itu diterbangkan angin melewati hamparan yang sangat luas, larut dalam pusaran waktu.  Mereka menyimpan sejumlah detail tentangmu dalam pola-pola yang tak semua orang mampu membaca apalagi memahaminya. Disana terlukis dan tertulis wajahmu memancarkan gelombang kedamaian. Sudut mata yang teduh seperti daerah bayangan awan putih diatas samudra yang seringnya berjegolak dan juga getir sendu tatkala beberapa manusia dilingkaran cintamu menerima kesedihan. Simpul tali senyuman yang tak satupun malaikat meragukan keorisinalitasan ungkapan atau ekspresi hati dan jiwa. Ruh dan jiwamu utuh wahai engkau manusia utama, mereka tersimpan rapi dalam laci meja usangku.

#mengawali bab2
 

No comments:

Post a Comment

we are happy to hear your voice, may Earth be with us

 
;